Dà jiā hǎo!
Komunikasi adalah salah satu aset terbesar yang terlahir dari peradaban manusia. Melalui pertukaran kata-kata semata, kita mampu memahami permukaan hingga dasar dari suatu kejadian. Bumi yang luas ini melahirkan berbagai macam sarana yang kini kita sebut sebagai bahasa. Pastinya, tiap kontinen – bahkan kota – memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang berbeda-beda. Hasilnya, terbentuklah keinginan untuk memahami satu sama lain secara lebih mendalam. Meski jauh, kita selalu berusaha yang terbaik untuk mengerti apa yang sedang terjadi pada saudara-saudara kita saat ini. Selain melalui Bahasa Inggris sebagai bahasa universal, salah satu karya seni lain yang nyaris mendunia ialah bahasa Mandarin.
Trisakti School of Management menyadari adanya urgensi mempelajari bahasa bisnis yang satu ini. Maka dari itu, terbangunlah apa yang kini para mahasiswa/i kenal sebagai Le Yuan Mandarin Club. Le Yuan adalah Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergerak di bidang pengembangan dan pembelajaran bahasa Mandarin. Terbentuk pada tanggal 15 Agustus 2005, Le Yuan lahir dari perasaan senasib sekumpulan mahasiswa UKKB (Unit Kegiatan Kerohanian Buddha). Sebagai sesama anak rantau yang pandai berbahasa Mandarin, mereka mencetuskan ide untuk membentuk UKM khusus pembelajaran Mandarin. Meski sempat kesulitan karena rangkaian yang panjang dan sedikitnya peminat, berkat bantuan salah satu dosen, proses ini mencapai titik akhirnya. Pak Rutji Satwiko meyakinkan pihak lembaga bahwa Le Yuan patut diperjuangkan dan nantinya bisa menjadi lebih besar. Pada akhirnya, usaha berbuah manis.
Pihak-pihak yang terkait dengan Le Yuan mulai mengikuti lomba-lomba bertema Mandarin sembari didampingi Pak Rutji. Setelah berbagai kegiatan yang diikuti membawa pulang juara, Le Yuan mulai ‘dilirik’ atas potensinya. Lambat laun, beberapa tahun kemudian, Le Yuan resmi menyandang gelar UKM. Salah satu hal yang paling notable adalah fakta bahwa UKM ini sering berprestasi. Pada tahun 2017, mereka pernah menjadi finalis lomba news anchor di SINOFEST UI. Lomba pidato, puisi, storytelling, dan banyak lagi – pastinya kinerja mereka tak perlu diragukan. Bahkan, Le Yuan dipercayakan untuk menjadi translator dan tour guide untuk mahasiswa pertukaran dari Taiwan ke TSM dahulu. Produktif, ya!
Le Yuan sudah berjalan selama bertahun-tahun, maka pastinya, sangat banyak program kerja yang sudah diselenggarakan. Mulai dari lomba, workshop, webinar, TWC, 3 in 1, perayaan tahun baru imlek, perayaan kue bulan, dan masih banyak lagi. Antusiasme para mahasiswa/i untuk belajar berbahasa Mandarin juga ditunjang dengan kelas berbayar bernama Han Yu Ban yang diadakan tiap semesternya. Pastinya, para peserta nanti akan mendapatkan modul lengkap, e-book tunjangan, dan kesempatan untuk bertanya dan menggali struktur bahasa Mandarin kapan saja kepada para mentor yang berkualitas. Mengikuti arus transisi online ke offline, Le Yuan mengadakan sebagian besar kegiatan dalam dan luar kampusnya ini secara luring, lho! Hasilnya, selain pengalaman belajar yang efektif, pengalaman berorganisasi dan berinteraksi juga ikut diasah.
“Untuk teman-teman mahasiswa yang baru masuk TSM, jangan ragu untuk bertanya ke Le Yuan karena Le Yuan itu selalu welcome! Bagi yang memang suka mandarin, kalian bisa mengikuti HYB (Han Yu Ban) setiap Jumat. Kita sedang mengadakan open recruitment untuk batch 2 kepengurusan juga,” ujar Via Karania selaku Ketua Le Yuan. Jadi, tunggu apa lagi, teman-teman? Huó dào lǎo, xué dào lǎo!