Melek Finansial Sejak Dini: Memulai Perencanaan Keuangan bersama Galvest
Gen Z merupakan generasi yang tumbuh dewasa di era yang berat, dimana kita semua dihadapkan dengan pandemi yang sampai sekarang pun belum diketahui kapan berakhirnya. Kesulitan dalam beraktivitas, bahkan sampai dalam perencanaan keuangan, membuat Gen Z sudah mulai memikirkan bagaimana seharusnya dalam merencanakan keuangan di tengah sulitnya masa ini. Melalui webinar yang diselenggarakan oleh Galvest pada hari Jumat, 10 Juni 2022 dengan tema bertajuk “Gen Z Adulting through Financial Planning” yang dibawakan oleh Equity Research Analyst BCA Sekuritas, Syanne Gracetine Polii, Ak., CSA. Beliau berbicara tentang bagaimana Gen Z tumbuh dewasa melalui perencanaan keuangan.
“Percayalah, pandemi yang kita anggap berat ini akan membentuk diri kita yang lebih tangguh ke depannya,” ucap Kak Syanne mengawali webinar demi menggugah semangat para peserta. Pasalnya, masa-masa pandemi sungguh memengaruhi kita semua terutama Gen Z yang tengah dalam masa pendewasaan diri. Di sinilah Kak Syanne mengatakan pentingnya Gen Z untuk melakukan perencanaan keuangan di tengah masa yang sulit seperti ini.
Rata-rata Gen Z dan juga millennials merasa insecure dengan keuangannya dibandingkan generasi sebelumnya. Jika hal tersebut tidak segera diobati akan menyebabkan ketidakpercayaan diri terhadap kondisi keungan di masa depan. “Di akhir webinar, aku pengen kalian merasa percaya diri dan sanggup membuat financial planning dan berpikir kalau kalian akan memiliki kondisi keuangan yang cerah di masa depan,” ujar Kak Syanne dengan nada yang begitu semangat meyakinkan para peserta webinar.
Beliau membeberkan bagaimana tips untuk membuat perencanaan keuangan, yaitu dengan SMART-D plan, yang merupakan akronim dari specific, measurable, achievable, realistic, time bound, dan discipline. Setelah menerapkan SMART-D plan, selanjutnya kita perlu mengetahui tujuan kita, dimana untuk Gen Z yang berada di umur 20 tahun biasanya memiliki tujuan seperti mempunyai penghasilan tambahan, financial independent, mampu membayar hutang, memiliki dana darurat (setidaknya 6x pengeluaran bulanan), dan mulai berinvestasi.
Kak Syanne juga berbicara terkait menaikkan income. Beliau menyinggung untuk jangan terlalu nyaman dengan hanya memiliki satu pemasukan saja. Beliau menyarankan untuk mencari pekerjaan sampingan seperti freelance. Jika merasa belum mempunyai skill, kita dapat menggunakan income yang kita miliki untuk membeli course yang mengajarkan tentang skill yang ingin dipelajari. Hal ini juga merupakan investasi, karena dengan memiliki skill lain, itu akan membuat kita menjadi seseorang yang lebih valuable dan tentunya akan menambah income kita ke depannya.
Setelah mengulik income, kita juga perlu mengulik expense atau beban. Terkadang tanpa di sadari kita terlalu banyak menghabiskan pengeluaran kita di social and consumptive expenses yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Bersamaan dengan hal ini, kak Syanne juga menyarankan untuk memantau bahkan memutus pengeluaran yang terlalu konsumtif, karena kebanyakan Gen Z sudah termakan hype suatu brand yang membuat mereka banyak mengeluarkan uang yang seharusnya bisa diinvestasikan ke hal yang lebih bermanfaat seperti membeli buku yang dapat menambah wawasan.
Kak Syanne juga menyinggung terkait bagaimana para Gen Z perlu mencatat pengeluaran setiap bulan melalui aplikasi di smartphone. Hal ini akan mempermudah kita untuk menghitung berapa dana darurat yang dibutuhkan. Selain itu, dalam perencanaan keuangan, kita juga perlu menghitung berapa besaran dana pensiun yang kita inginkan.
“Percayalah jika kita selalu tekun dan terus berkembang, kita pasti dapat mencapai goals yang kita harapkan,” ujar Kak Syanne sebagai penutup webinarnya. Jadi, apakah kalian yang termasuk Gen Z sudah memiliki financial planning? Kalau belum, cobalah untuk memulai merencanakan keuangan kalian sekarang!