Berita Populer

Era Pandemi bukanlah Penghalang untuk Tidak Memulai Investasi

Era Pandemi bukanlah Penghalang untuk Tidak Memulai Investasi

Era pandemi memanglah era dimana banyak aktivitas terhenti, ditandakan banyaknya karyawan yang di PHK, bahkan banyak perusahaan yang gulung tikar. Hal inilah yang terkadang membuat kita takut untuk memulai sesuatu. Di tengah kesibukannya selaku Tax Director Baker Hughes Oil and Gas Field Services dan juga seorang dosen di salah satu kampus di Semarang, Bapak Dr. Bakti Setyadi, S.E., M.M, Ak., CA., CMA. ingin membagikan pemahaman singkat terkait investasi melalui webinar “Investasi di Era Pandemi” yang berlangsung pada hari Jumat, 16 Juli 2022. Dari sini kita akan diberi gambaran bahwa pandemi bukanlah hal yang dapat membuat kita berhenti untuk mencoba investasi.

Bapak Bakti memulai webinar dengan menampilkan video singkat yang akan digunakan sebagai pembahasan pada webinar kali ini. Video singkat tersebut menggambarkan bagaimana kita memperlakukan uang antara hari ini dan esok. Beliau juga memberikan sebuah perumpamaan bahwa Rp 1.000.000,00 yang diterima hari ini akan lebih berharga daripada Rp 1.000.000,00 yang diterima pada satu bulan yang akan datang. Hal tersebut dikarenakan uang memiliki time value.  Beliau mengharapkan dengan perumpamaan yang ia tuturkan ini akan membuat para peserta memiliki gambaran singkat terkait investasi.

Manusia memiliki karakteristik yang berbeda jika dikaitkan dengan investasi. Beliau juga sempat mengatakan bahwa jika seseorang memiliki uang dan ingin menggunakan uang tersebut untuk berinvestasi, maka ada baiknya mengenali dirinya terlebih dahulu. Kenali tipe seperti apakah mereka ketika memiliki uang yang nominalnya cukup besar untuk berinvestasi. Pertama, konservatif, dimana mereka akan mengedepankan kehati-hatian. Kedua adalah moderat, yang mana orang dengan karakteristik ini menyeimbangkan antara hasil investasi dengan risiko yang terukur. Terakhir, ada investor spekulatif yang merupakan orang yang mengedepankan hasil investasi.

Pak Bakti menyinggung investasi dengan risiko yang rendah atau disebut dengan low risk investment, cocok untuk orang dengan karakteristik konservatif. Macam-macam investasi dengan jenis low risk hanyalah sedikit, yaitu tabungan dan deposito. Risiko yang dihadirkan oleh kedua investasi tersebut sangatlah rendah, begitu pula dengan return yang akan didapatkan oleh para investor yang menggunakan tipe investasi ini. Namun, menggunakan kedua investasi tersebut justru lebih aman karena jika suatu saat bank yang menaungi uang tabungan atau deposito tersebut bangkrut, pemerintah akan mengganti uang tersebut dengan syarat maksimal sebesar Rp 2.000.000.000,00.

Orang dengan karakteristik spekulatif sangat cocok dengan high risk investment. High risk investment memiliki varian investasi seperti saham, forex, bitcoin, binary option, dan bursa komoditas. Pak Bakti menyarankan bagi para pemula yang memiliki karakteristik ini untuk mencoba saham, di mana jika ingin bermain saham, harus melalui perantara seperti broker atau manajer investasi. Saham ini merupakan salah satu investasi yang menguntungkan. Pak Bakti juga menyarankan kode-kode saham yang cocok untuk para pemula yang ingin terjun ke dalam dunia investasi.

Terakhir, beliau juga menyebutkan medium risk investment untuk orang dengan karakteristik moderat. Investasi yang cocok adalah reksadana, obligasi, properti, dana pensiun, dan emas. Jika menggunakan sarana-sarana investasi tersebut, kita tidak perlu mengeluarkan modal yang cukup besar. Investasi ini sangat cocok untuk orang yang memiliki penghasilan tetap. Namun, Pak Bakti juga menyinggung bahwa jika kita ingin memulai investasi apapun itu jenisnya, jangan sampai kita menggunakan uang bulanan. Jika ingin berinvestasi, pastikan kita memiliki uang lebih di luar uang bulanan atau uang keperluan sehari-hari.

Di akhir webinar, Pak Bakti juga mengingatkan para peserta untuk lebih mengenali diri sendiri terlebih dahulu sebelum memulai berinvestasi. Beliau juga mengingatkan kunci dari investasi yaitu konsisten. Jangan hanya memikirkan berapa banyak yang kita keluarkan dalam sekali investasi, tetapi dari seberapa rutin kita berinvestasi walaupun jumlah yang kita keluarkan itu kecil.