Kuliah Offline atau Kuliah Online?
Study from home atau pembelajaran secara daring, telah dilakukan oleh TSM sebagai akibat munculnya virus Covid-19 di awal tahun 2020 lalu. Bahkan mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 pun harus turut merasakan kuliah secara daring dari awal memasuki kehidupan perkuliahan hingga saat ini. Tentunya, bagi mereka yang belum pernah merasakan kuliah secara luring akan bertanya-tanya, “Seperti apa kuliah secara luring? Apakah sangat berbeda dari kuliah secara daring? Lebih seru kuliah dan menjalani kegiatan secara luring atau daring?”
Kehidupan kampus secara luring atau offline, memiliki beberapa perbedaan mendasar bukan hanya dari sisi pembelajaran di dalam kelas, tetapi teknis pelaksanaan kegiatan lain, seperti seminar, sertifikasi, dan acara-acara besar di TSM. Selain itu, kelebihan melakukan pembelajaran secara luring adalah fasilitas seperti perpustakaan, tempat kebugaran (gym), dan ruang komputer menjadi lebih mudah diakses, sehingga sangat mempermudah pembelajaran untuk beberapa mata kuliah yang membutuhkan komputer sebagai media pembelajaran. Selain dari segi akademis, banyak sekali mahasiswa/i memiliki kerinduan untuk berjumpa dengan teman-teman ketika pembelajaran secara daring dilakukan.
Kuliah secara daring pada awalnya membutuhkan banyak adaptasi dan perubahan yang mungkin bisa dikatakan “mayor” dari segi teknis pelaksanaan perkuliahan secara keseluruhan. Mulai dari perubahan komposisi persentase penilaian, adaptasi pelaksanaan kegiatan perkuliahan yang lebih banyak menggunakan teknologi dari Microsoft Teams sebagai media pembelajaran utama dan tentunya perubahan aturan masing-masing kelas yang bergantung pada dosen pengampu mata kuliah bersangkutan.
“Menurut saya, keduanya ada kelebihan tersendiri. Untuk pembelajaran secara offline, kelebihannya dapat bertemu teman-teman dan sifat pembelajarannya bisa berinteraksi secara langsung baik bersama dosen atau teman-teman, tetapi pembelajaran secara daring juga mempunyai kelebihan yaitu semua serba efisien dan lebih produktif karena sangat terbantu dengan berbagai media yang disediakan oleh TSM” ujar salah satu mahasiswa angkatan 2019.
“Kuliah secara offline menurut saya terasa lebih berkualitas karena saya bisa menerima ilmu dan berdiskusi dengan lebih berkonsentrasi tanpa adanya distraksi yang berarti. Sebagai anak rantau, saya juga merasa senang dapat berinteraksi langsung dengan teman-teman dari berbagai kota yang berbeda. Di sisi lain, kuliah secara online pun sebenarnya lambat laun dapat dinikmati karena tidak perlu buru-buru untuk masuk ke dalam kelas. Mahasiswa juga sangat terbantu dengan fasilitas kuliah online yang ada, seperti dapat memutar kembali materi kelas yang terlewatkan, mengakses materi kuliah dengan lebih mudah, dan lain sebagainya,” jelas Sheren Charista, salah satu mahasiswa angkatan 2019.
“Jika harus memilih antara kuliah offline dan online, jelas saya akan memilih kuliah offline. Menurut saya, kuliah offline memberikan soul tersendiri bagi seorang “mahasiswa”. Sebagai mahasiswa tingkat akhir, saya cukup merindukan masa-masa dimana harus memperebutkan kasta bangku perkuliahan, menunggu waktu jeda kelas di perpustakaan, mengikuti unit kegiatan mahasiswa, dan lain sebagainya. Namun, tentunya seiring berjalannya waktu saya mulai menemukan kenyaman dalam kuliah online dengan segala fasilitas yang telah disediakan.,” tambah Viona Chavelita, selaku mahasiswa angkatan 2018.
“Sejak saya menjadi mahasiswa baru, saya belum pernah merasakan kuliah offline. Namun, saya merasa nyaman selama berkuliah online, karena pembelajaran tetap bisa dilakukan secara efektif. Pembelajaran online juga bisa direkam sehingga mempermudah saya ketika ingin mengulang materi yang belum dipahami. Walaupun terkadang ada kendala seperti koneksi jaringan hingga situasi tempat yang membuat tidak fokus belajar, tetapi sejauh ini masalah tersebut masih dapat diatasi,” kata Callista mahasiswi Akuntansi angkatan 2020 yang belum pernah merasakan kuliah offline..
“Kuliah online memang susah dan tidak nyaman, tapi dari situ saya belajar banyak hal. Belajar untuk lebih mandiri terutama dalam hal komunikasi walaupun secara online. Justru dalam ketidaknyamanan yang ada, saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi bersama dengan TSM,” ujar Angeline.
Pada awalnya, tentunya kata “ketidaknyamanan” pastinya muncul di benak mahasiswa/i. Namun seiring berjalannya waktu, kebiasaan kuliah secara daring mulai memberikan sisi positif dan kenyamanan tersendiri. Tentunya, kegiatan kuliah secara luring tetap menjadi salah satu hal yang sangat dinantikan bagi mahasiswa/i apalagi yang belum pernah merasakan pembelajaran secara luring. Oleh karena itu, semoga keadaan dapat terus membaik sampai kegiatan perkuliahan secara luring dapat terlaksana kembali.